Alumni PPG SM-3T Angkatan III Prodi PPKn UNY

Foto Bersama Rektor UNY Selepas Penyerahan Sertifikat Pendidik Kepada Peserta PPG Pasca SM-3T angkatan 3 Tahun 2015

Guru Garis Depan Provinsi Kepulauan Riau

GGD dan Gubernur Kepri Foto Bersama Selepas Penyerahan SK CPNS di Batam , TMT 01 Agustus Tahun 2017.

Prajabatan Tenaga Pendidik (GGD) dan Kesehatan (Bidan) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018

Foto Bersama Pengelola BAPELKES Batam dengan Peserta Diklat Prajabatan Tahun 2018.

Penyerahan SK 100% PNS GGD KEPRI

Foto Bersama TIM 7 GGD KEPRI saat Penyerahan SK 100%.

Thursday, May 9, 2024

Transformasi Teknologi dalam Pendidikan Menjadi Tantangan Bagi Sekolah Pulau yang Minim Fasilitas

Perkembangan teknologi saat ini kian semaki pesat dan berdampak pada segala sektor, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan sangat dirasakan peningkatannya sejak masa pandemi covid-19. Tren penggunaan teknologi digital berkembang sangat pesat dalam upaya untuk menekan dan memutus rantai penyebaran covid ketika itu. Tidak terkecuali juga dalam dunia pendidikan, dengan adanya covid-19 maka proses pembelajaran dari yang sebelumnya dilakukan tatap muka di sekolah beralih menjadi pembelajaran jarak jauh dengan belajar di rumah. Mode pembelajarannya pun seketika berubah menjadi pembelajaran kelas maya atau daring yang sudah barang tentu dalam hal ini perlu adanya penggunaan teknologi. Meski dalam pelaksanaanya tidak semuanya tertangani dengan pemanfaatan teknologi, karena ada beberapa hal yang memang masih menjadi kendala seperti daerahnya yang masih 3T, susah sinyal, dan latar belakang ekonomi.

Terlepas dari itu, ketika masa pandemi berlalu ternyata penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan semakin masif. Hal ini terlihat dari banyaknya pelatihan-pelatihan online, penggunaan platform-platform pembelajaran, dan pengembangan-pengembangan aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Seperti yang saat ini sedang ramai dikalangan para guru adalah adanya aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar). Hadirnya beberapa aplikasi baru dan sudah banyaknya guru termasuk siswa yang memanfaatkan teknologi di era saat ini merupakan bentuk dari sudah adanya transformasi teknologi dalam dunia pendidikan yang berdasarkan pada kebutuhan dan tuntutan zaman. Namun, apakah dengan demikian sekolah-sekolah di seluruh wilayah Indonesia sudah harus menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran?

Terkait dengan hal tadi, terkembali pada kondisi dan kesiapan dari sekolah itu sendiri. Sebagaimana yang kita tahu bersama, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Masih banyak daerah-daerah yang aksesnya terbatas dan berada di wilayah 3T. Ini menjadi salah satu faktor dari masih adanya sekolah-sekolah yang belum mendapatkan kelayakan sarana dan prasarana. Sehingga, jelas akan mempengaruhi kelancaran terhadap jalannya proses pembelajaran di sekolah. Akan tetapi meski di sekolahnya masih terdapat kendala, saya yakin di tangan guru-guru yang kreatif maka proses pembelajaran akan tetap berjalan dengan lancar dan tidak menjadikan kendala sebagai penghambat melainkan menjadikan itu semua sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi.

Seperti contohnya di tempat saya mengabdi, di SMA Negeri 1 Bintan Pesisir Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. SMA Negeri 1 Bintan Pesisir merupakan satu-satunya sekolah tingkat menengah atas yang ada di sebuah pulau kecil bernama Gin Besar Desa Numbing. Jika dilihat secara fisik, bangunan SMAN 1 Bintan Pesisir sudah cukup lengkap dan bisa dibilang lumayan besar untuk ukuran sekolah yang berada di pulau. Namun sampai saat ini yang masih menjadi kendala di SMA Negeri 1 Bintan Pesisir adalah terbatasnya jaringan listrik karena masih menggunakan PLTS dan terbatasnya jaringan internet karena lokasi sekolah termasuk ke dalam blank spot area.

Lokasi SMAN 1 Bintan Pesisir
(Lokasi SMAN 1 Bintan Pesisir)

Tapi setelah mendapatkan bantuan PLTS di tahun 2018, kami mulai mendirikan dan berlangganan internet meski dengan kapasitas yang masih sangat terbatas karena jaringan internet baru hanya bisa diakses oleh siswa di dua titik saja, di depan ruang majelis guru dan laboratorium komputer. Kondisi seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang ada di sekolah pulau dengan segala keterbatasan tapi harus mau dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini. Oleh karena itu dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, saya selalu mencoba untuk dapat mengoptimalkan aset dan sumber daya yang ada. Termasuk dalam pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, lingkungan belajar, serta kebutuhan belajar siswa di sekolah.

Sudah adanya proyektor yang terpasang di setiap kelas-kelasnya sangat membantu guru termasuk saya dalam memberlangsungkan proses pembelajaran. Saya dapat menggunakannya untuk menampilkan media presentasi dalam mengajar seperti; slide materi pembelajaran, video pembelajaran, media interaktif, dan gamifikasi. Untuk membuat slide materi biasanya saya menggunakan canva, karena praktis dan asetnya juga banyak. Selain dapat dijadikan PPT, saya juga mengubahnya menjadi video pembelajaran yang kemudian saya upload di channel youtube Pak_Anggi si Guru Pulau. Sehingga dapat dimanfaatkan juga oleh siswa maupun guru, baik yang ada di dalam maupun di luar SMAN 1 Bintan Pesisir. Dalam pelaksanaannya seringkali saya kombinasikan juga dengan gamifikasi, seperti penggunaan spinner, teka teki silang, cari kata, dan quizizz. Hal ini saya lakukan dalam upaya untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

Pemanfaatan Teknologi
(Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran)

Tapi karena di dalam kelas tidak ada jaringan internet maka sesekali saya alihkan proses pembelajaran ke luar kelas. Sepeti salah satunya ketika saya menggunakan quizizz paper mode di ruang lab komputer maupun di halaman sekolah, siswa terlihat sangat senang dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu, pernah juga saya mengajak siswa untuk belajar di luar ruangan dengan memanfaatkan media ular tangga djumbo berbasis kartu AR yang saya kembangkan sendiri untuk menunjang pembelajaran Pendidikan Pancasila di SMAN 1 Bintan Pesisir. Selain pemanfaatan platform-platform teknologi seperti tadi, saya juga pernah mengembangkan sebuah aplikasi berbasis android yang saya beri nama MediaPPKn Online. Aplikasi ini didalamnya terdapat beberapa konten sumber belajar siswa seperti; BSE, rangkuman materi yang terkoneksikan di blog yang juga saya kembangkan sendiri namanya sama dengan nama aplikasi, video pembelajaran, dan soal-soal evaluasi. Aplikasi ini sempat digunakan ketika masa pandemi covid-19 yang memang digunakan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, belajar dari rumah. Sayangnya aplikasi tersebut harus digunakan secara online sehingga tidak dapat maksimal digunakan ketika sekolah sudah kembali masuk dan menerapkan pembelajaran seperti sedia kala yaitu tatap muka di kelas. Kenapa? Ya karena tadi, di sekolah belum seluruhnya terkoneksi dengan jaringan internet.

Pemanfaatan MPI Basis Android
(Pemanfaatan MPI Basis Android Offline)

Pemanfaatan MPI Basis Laptop
(Pemanfaatan MPI Basis Perangkat Laptop)

Maka cara lain yang saya lakukan untuk dapat mengenalkan digitalisasi pembelajaran kepada siswa di sekolah adalah dengan mengembangkan Media Pembelajaran Interaktif berbasis aplikasi android yang dapat digunakan secara offline. Dalam MPI tersebut saya sudah siapkan beberapa konten baik yang berupa video pembelajaran, slide materi dilengkapi dengan gambar, teks, dan suara, juga menggunakan tombol-tombol interaktif yang dapat digerakan oleh siswa ketika ingin menjalankan medianya. Ada LKPD juga yang saya bagikan untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok dengan memanfaatkan MPI sebagai salah satu sumber belajarnya. Media terbaru yang saat ini sudah dapat dimanfaatkan juga untuk menunjang pembelajaran Pendidikan Pancasila adalah Match Card Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.

(Match Card Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia)

Tentu dalam proses pembelajaran bukan hanya guru yang dituntut untuk kreatif tapi juga guru dituntut untuk bisa mendorong kreativitas dari peserta didiknya. Maka dari itu, dalam pembelajaran PPKn atau Pendidikan Pancasila selalu saya sisipkan penugasan kepada siswa untuk membuat produk. Ini sejalan dengan strategi pembelajaran berdiferensiasai di kurikulum merdeka. Dalam membuat produk, siswa diberikan kebebasan untuk berkreativitas dan memilih karya apa yang akan dibuatnya sesuai dengan gaya belajarnya. Tidak terlepas dari itu, untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di sekolah maka perlu adanya koordinasi dan kolaborasi. Melalui komunitas belajar yang ada di sekolah, maka disitulah wadah kami untuk saling berbagi dan mencari solusi. Saya juga senang berbagi praktik baik terkait dengan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, baik yang dilakukan di kombel sekolah maupun datang ke sekolah lain memenuhi undangan untuk menjadi narasumber.

Menjadi Narasumber
(Klik Gambar untuk Melihat Dokumentasi)

Pemafaatan teknologi dalam proses pembelajaran memang perlu tapi tentu harus disesuaikan juga dengan situasi dan kondisinya. Kita sebagai seorang guru harus siap untuk menghadapi segala macam perubahan dengan terus belajar sehingga dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya dan siap untuk menyongsong era tranformasi digital pendidikan di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh Anggi Perdana, S.Pd., Gr dan sedang diikutkan dalam lomba blog 2024 dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Negeri Yogyakarta.